Sabtu, 05 April 2014

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

1.     Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.
Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu  menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia) yang merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik. Dan dapat di pandang dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energy (ilmu fisika). Manusia merupakan mahkluk biologis yang tergolong dalam golongan mahkluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakan mahkluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri(sosiologi).mahkluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), mahkluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat) dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsure-unsur yang membangun manusia :
1)     Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a.      Jasad, yaitu     : badan kasar manusia yang Nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu
b.     Hayat, yaitu    : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak
c.      Ruh, yaitu       : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual danmemahami kebenaran, suatu kemampuan pencipta yang bersifat konseptual yang jadi pusat lahirnya kebudayaan
d.     Nafs, yaitu      : kesadaran tentang diri sendiri
2)     Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a.      Id, yang merupakan struktur kepribaadian yang paling primitif  dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukan cirri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
b.     Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan dari Id, sering kali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena perannya dalam menghubungkan energy Id kedalam saluran sosial yng dapat dimengerti oleh oaring lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, ego sadar akan tuntunan lingkungan luar, dan mengatur tingkah lau sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima.
c.      Superego, meruoakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia 5 tahun. Dibandingan dengan Id dan Ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri.

2.     Hakekat Manusia
a.      Mahkluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tumbuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubunhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat dilihat,tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi, jika manusia meninggal jiwanya lepas dari tubuh dan kembali keasalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai peenggerak dan sumber kehidupan.
b.     Mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahkluk lainnya.
Kesempurnaan terletak pada abad dankebudayaannya, karena manusia dilengkapi oleh penciptannya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia dan mempertimbangkan, menilai dan berkehendakmenciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1)     Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenan dengan pengetahuan.
2)     Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan
3)     Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenan dengan kebaikan
4)     Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkeknan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain
5)     Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain
6)     Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenan dengan agama atau kepercayaan
c.      Mahkluk biokultural, yaitu mahkluk hayati dan budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atu interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Swebagai mahkluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patalogi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan kemasyarakatannya, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas,bahasa, dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya .
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator terwujudnya budaya yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

3.     Pengertian Kebudayaan
Kata Kebudayaan berasal darikata kultur yang dalam kata Latin adalah cultura (kata kerjanya, colo,colore) dan artinya memelihara atau mengerjakan, mengolah. Pengertianini berkembang menjelang abad 18 melalui karangan Herder tentangsejarah semesta, Ideen zur Geschichte der Menscheit, dan terutamakarangan Klem berjudul Allgemeine Culturgesschichte der Menscheit.Dalam analisa kedua tokoh ini perkataan kultur atau kebudayaan dalamarti yang modern mendapat arti tingkat kemajuan, yaitu tingkat pengerjaanatau pengolahan yang dicapai manusia pada suatu ketika dalam perjalanansejarah. Lebih jauh Alisjahbana menyebutkan bahwa terdapat 7 (tujuh)penggolongan defenisi kebudayaan, yakni pertama menekankan kenyataan, bahwa kebudayaan itu adalah suatu keseluruhan yang kompleks, yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan,kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala kecakapan yanglain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kedua,menekankan sejarah kebudayaan, yang memandang kebudayaan sebagaiwarisan sosial atau tradisi. Ketiga, menekankan segi kebudayaan yangnormatif, yakni kebudayaan sebagai cara, aturan dan jalan hidup manusia. Disini juga ditekankan cita-cita, nilai-nilai dan kelakukan. Keempat,pendekatan secara Psikologi, kebudayaan sebagai penyesuaian manusiakepada sekitarnya. Dalam hal ini, Summer dan Keller yang menekankanpenyesuaian manusia pada keadaan dan syarat-syarat hidupnya.Sedangkan Kroeber dan Kluckhohn menekankan usaha belajar danpembiasaan serta defenisi yang bersifat psikologi murni yang dirumuskandalam istilah psiko-analisis dan psikologi sosial. Kelima, menekankan halhalyang bersifat struktur yang membicarakan pola-pola dan organisasikebudayaan. Keenam, kebudayaan dipahami sebagai hasil perbuatan ataukecerdasan manusia. Grover merumuskan kebudayaan sebagai hasilpergaulan atau perkumpulan manusia. Dalam hal ini juga ditekankanpikiran-pikiran dan lambang-lambang. Ketujuh merupakan defenisidefenisiyang tidak lengkap dan tidak bersistem.Alisjahbana maupun Koentjaraningrat mengakui bahwa banyaksekali defenisi-defenisi kebudayaan yang mengacu pada suatu disiplinilmu tertentu, bukan saja antropologi, tetapi juga sosiologi, filsafat, sejarahmaupun kesusasteraan. Berdasarkan ilmu Antroplogi, Koentjaraningratmendefenisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakandan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yangdijadikan milik diri manusia dengan belajar.

4.     Unsur-Unsur Kebudayaan :

·        Cipta adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmupengetahuan
·        Rasa adalah kemampuan indra yang mendorong manusia unuk mengembangkan rasa keindahan yang melahirkan karya-karya seni yang agung
·        Karsa adalah kehendak manusia terhadap adanya kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan
Berdasarkan pengertian dan definisi diatas tentang kebudayaan, maka dapat diketahui bahwa secara umum kebudayaan memiliki 7 unsur penting yang menjadi komponen pokok pembentuk kebudayaan, yaitu:
1. Unsur peralatan dan erlengkapan hidup, seperti: rumah, pakaian, kendaraan, dll
2. Unsur mata pencaharian / perekonomian, seperti pegawai, petani, buruh, dll
3. Unsur sistem kemasyarakatan, yang meliputi: hukum, kekerabatan, perkawinan, dll
4. Unsur bahasa baik lisan maupun tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi
5. Unsur Kesenian, seperti seni tari, seni musik , seni rupa, dll
6. unsur ilmu pengetahuan dan teknologi
7. Unsur agama dan kepercayaan

5.     Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman (dalam Koentjaraningrat, 1986), wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

1. Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai , norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak ; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat . Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi , mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang ber- dasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret , terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Pada kenyataannya, kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama, yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non- material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

6.     Kaitan Manusia Dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Manusia di alam dunia ini mememgang peran yang unik, dan dapat di pandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebuthomo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), makhluk yang selalu ingin memiliki kekuasaan (politik), makhluk yang berbudaya dan lain sebagainya.
Contoh hubungan manusia dengan kebudayaan
1.     Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia, tetapi apakah sederhana itu hubungan keduannya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduannya berbeda tetapi keduannya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduannya akhirnnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan anatara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatnya. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupkan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup  dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauaan manusia yang membuatnya. Apabila anusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaaan manusia, dia akan menjadi terasing atau telinasi.
2.     Manusia dan kebudayaan atau manusia dan masyarakat oleh karna itu memiliki hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak bisa lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusi atau kebudayaan.  Analisa terhadap keberadaan keduannya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar analisis dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Daftar Pustaka
(sumber : Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji penerbit gunadarma)